Purwakarta – Banyak masukan dan saran yang disampaikan anggota DPRD Purwakarta dari masing-masing Komisi, terkait pembahasan akhir RAPBD Perubahan TA 2020, dalam Rapat Gabungan Komisi, Jumat (28/8/2020). Ketua DPRD Purwakarta H. Ahmad Sanusi sempat membuka jalannya rapat, sebelum pimpinan rapat diserahkan kepada Wakil Ketua DPRD Sri Puji Utami.
Setelah ekspose atau pemaparan dari TAPD yang disampaikan oleh ASDA I Drs. H. Syaifudin, M.Si mewakili Ketua TAPD Drs. H. Iyus Permana, M, Si.yang berhalangan hadir, Sri Puji Utami memberikan kesempatan kepada masing-masing perwakilan Komisi DPRD, untuk menyampaikan saran dan masukannya, demi sempurnanya berbagai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh OPD-OPD.
Turut
dalam rapat pembahasan itu Ketua DPRD Purwakarta H. Ahmad Sanusi, Wakil Ketua
Sri Puji Utami, anggota Banggar DPRD, TAPD, sejumlah anggota DPRD dari
masing-masing komisi. Dihadiri juga oleh para Kepala OPD, Sekretaris DPRD Drs.
H. Suhandi, M.Si didampingi para Kabag dan Subag di lingkungan Setwan.
Dalam
kesempatan itu, perwakilan Komisi IV Muksin Junaedi (Fraksi Berani/Partai
Hanura), di antaranya mempertanyakan mengapa permohonan bantuan dari STAI KHEZ
Muttaqien belum direspon oleh Pemkab Purwakarta, sementara pihak-pihak lain
diberikan bantuan. Di samping itu, kenapa TKD petugas di Puskesmas lebih kecil
dari pegawai Dinas Kesehatan, padahal tugas
mereka selalu berhadapan dengan masyarakat setiap hari.#
“Hal
ini bisa menimbulkan asumsi yang tidak baik,” ujarnya.
Lina
Yuliani (Fraksi PDIP) perwakilan Komisi III di antaranya meminta agar
pembangunan dilaksanakan merata di semua kecamatan.
“Pembangunan
infrastruktur menuju area-area pariwisata, sangat perlu diperhatikan,” ujarnya,
seraya menambahkan agar pemerintah daerah memberi perhatian lebih kepada
daerah-daerah yang rawan longsor.
Masih
dari Komisi III, H. Asep Nuryani, S.Pd.I (Fraksi PKS) meminta pemerintah daerah
memperhatikan ketertinggalan pembangunan di Kecamatan Tegalwaru. “Pembangunan
Kantor Kecamatan dan Polsek Tegalwaru, juga sangat perlu segera direalisasikan,”
tegasnya.
Ketua
Komisi II Alaikassalam, SH.I (Fraksi PKB), belum optimalnya pelaksanaan Perda
tentang Perubahan Tarif PPJ, menyebabkan beberapa perusahaan melakukan hutang
pembayaran kepada pemerintah daerah.
“Apakah
pembayaran terhutang dari sejumlah perusahaan bisa ditargetkan sebagai
pendapatan sampai akhir tahun?” tanyanya, seraya mempertanyakan, apakah BPHTB
dari pembebasan tanah yang dilakukan PT KIC, sudah diterima pemerintah daerah?
Alek,
demikian ia biasa dipanggil, juga menyarankan agar pemerintah daerah
memfasilitasi pemasangan Tapping Box. Pasalnya, Tapping Box terbukti efektif
untuk meningkatkan pajak pendapatan dari restoran dan hotel.
Sementara,
Ketua Komisi I Hj. Ina Herlina, antara lain mengharapkan Pemerintah Daerah
berkenan memasag WI-Fi di semua sekolah sampai daerah terpencil, sehingga
pendidikan sistem online bisa diterima merata pada semua daerah. Selain itu ia berharap peningkatan pelayanan
dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, sehingga masyarakat yang datang dari
jauh bisa terlayani dengan cepat.
“Kasihan
kalau masyarakat harus kembali pulang, karena alasan blanko kosong. Padahal
mereka sudah mengeluarkan ongkos perjalanan yang cukup mahal,” tukasnya.
Sementara,
Nina Heltina (Fraksi Gerindra) menyoroti status Direktur RSUD Bayu Asih dan
kenaikan yang signifikan pada belanja pegawai pada masing-masing OPD.
Secara
umum semua komisi memberikan apresiasi kepada Banggar DPRD dan TAPD, yang telah
bekerja keras, membahas RAPBD Perubahan TA 2020. Pasalnya, selama lima hari
mereka telah menguras energi, bekerja siang - malam guna menyelesaikan
pembahasan anggaran prioritas pada masing-masing OPD. (Humas DPRD).