Purwakarta – Wakil Ketua DPRD Purwakarta Sri Puji Utami,
meminta Dirut RSBA (Rumah Sakit Bayu Asih) dr. Agung Darwis, agar segera
memberikan klarifikasi ulang, terkait seorang warga Desa Ciwareng yang
meninggalnya diduga karena virus corona beberapa hari lalu. Pasalnya, akibat dari peristiwa itu,
menimbulkan dampak psikologis yang sangat besar bagi keluarga korban khususnya,
dan masyarakat Desa Ciwareng pada umumnya.
Sebagaimana diberitakan oleh media dan sempat menjadi viral
di Purwakarta, Senin (30/3/2020) lalu, seorang warga Perumahan Griya Mukti, Desa
Ciwareng, Kecamatan Babakancikao meninggal dunia. Ia meninggal, setelah sempat
sejam diisiolasi di RSBA, dan diduga terpapar corona.
Menurut Dirut RSBA Agung Darwis, tim medis belum
menyimpulkan apakah pasien ini positif corona atau tidak. Pasien dimasukkan ruang isolasi, hanya semata
untuk pengamanan dan menghindari risiko. Sehingga, saat pemakaman, pihak RSBA juga
memperlakukan almarhum sesuai SOP dalam penanganan corona.
“Saya tidak menyalahkan Dirut Bayu Asih, karena memang sudah
ditetapkan seperti itu SOP penanganan jenazah, orang yang diduga meninggal
akibat virus corona,” ujar Sri Puji Utami. “Namun, atas permintaan keluarga korban dan warga, Dirut Bayu Asih sebagai sumber
pertama, selayaknya segera memberikan
klarifikasi ulang, untuk meluruskan berita yang sempat viral ini,” tegas
anggota Fraksi Gerindra ini, di ruang
kerjanya, Kamis (2/4/2020).
Menurut Puji, klarifikasi ulang ini sangat penting, untuk memberi
ketenangan dan kenyamanan bagi keluarga korban dan masyarakat Desa Ciwareng
pada umumnya. Pasalnya, setelah
dilakukan Rapid Test, enam orang keluarga korban tidak terindikasi virus corona
alias negatif.
Puji mengaku mendapat informasi tersebut dari Lukman, selaku
Kepala Dusun I, yang membawahi RW, di wilayah lokasi rumah korban. Ia
melanjutkan, hal ini perlu segera diluruskan, karena kalau tidak, dampak psikologis
akan terus dirasakan, terutama oleh keluarga korban.
“Sesuai penuturan Lukman, keluarga korban sampai sekarang
merasa dikucilkan oleh masyarakat sekitarnya. Pasalnya, akibat berita itu,
membuat keluarga korban seakan-akan juga terpapar virus corona. Padahal,
setelah menjalani Rapid Test, enam orang keluarga korban, menunjukkan negatif semua,” urai Puji.
Pada kesempatan yang sama Puji mengharapkan, pemerintah
daerah segera merelokasi anggaran. Terutama belanja fisik yang tidak prioritas,
untuk segera dilalihkan menjadi belanja medis guna mendukung kinerja tim medis
dan paramedis.
“Kebutuhan tim medis dan paramedis seperti APD dan alat penunjang
lainnya, saat ini jauh lebih diperlukan guna penanganan covid-19 ini,” tegasnya.
Atas nama DPRD Purwakarta, Puji juga memberikan apresiasi
dan penghargaan setinggi-tingginya, terhadap tim medis dan paramedis yang
menjadi garda terdepan dalam penanganan virus corona.
Menghadapi kondisi saat ini, ia juga mengharapkan masyarakat
Purwakarta tidak perlu panik, tetapi tetap
selalu mengikuti himbauan dan arahan pemerintah atau pihak berwenang.
“Kalau tidak ada urgen sekali, sebaiknya masyarakat tetap
belajar dan beraktfitas dari rumah. Selalu menjaga jarak atau menghindari
kerumunan, membiasakan menjaga kebersihan dengan sering mencuci tangan. Dan
yang lebih penting, harus selalu optimis dan yakin bahwa musibah ini pasti akan
segera berlalu,” tegasnya.
Sementara itu, informasi yang berhasil dihimpun media ini,
menyebutkan bahwa korban sebenarnya adalah tamu (pendatang) dari Jakarta, di
mana putranya tinggal di Perumahan Griya Mukti. Almarhum semasa hidupnya,
memang dalam keadaan sakit paru-paru ketika bertamu. Bahkan, sempat muntah
darah, sewaktu dibawa ke RSBA. (Humas DPRD)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar