Purwakarta - Mengikuti
perjalanan reses Komarudin ke desa di seberang Danau Jatiluhur pada kesempatan reses pada Rabu (19/2/2020) dan
Kamis (20/2/2020) memang sungguh mengasyikkan, lantaran melalui area-area
dengan pemandangan yang luar biasa indah dan alami.
Penulis sempat singgah di
kawasan wisata Curug Tilu di Desa Ciririp, Kecamatan Sukasari, Purwakarta.
Jaraknya sekitar 40 Km dari arah kota Purwakarta. Menuju area wisata, para
pengunjung harus mengikuti jalan setapak terbuat dari paving-blok, menanjak dan
berliku Untuk menuju lokasi Curug Tilu, tidak terlalu jauh masuk ke dalam, tapi
karena menanjak, butuh persiapan fisik tersendiri. Tak heran, jika
pengunjungnya banyak kalangan remaja. Maklum, pemandangan di lokasi tersebut
sangat asri dan romantis. Selain sebagian besar dari Purwakarta, ada juga
sejumlah muda-mudi berasal dari Cipeundeuy, Subang.
Tak sedikit yang mandi,
ingin merasakan dinginnya air Curug Tilu. Ada 9 kolam yang bisa untuk mandi
dengan ukuran lumayan besar. Namun, mereka tak perlu takut kedinginan. Di
lokasi wisata banyak lapak warung kopi yang mampu mengantarkan kehangatan.
Bebatuan besar yang banyak
terdapat di sungai, semakin menambah keasrian panoramanya. Menurut warga
setempat, konon bebatuan besar yang banyak berserakan di Desa Ciririp,
merupakan muntahan dari letusan Gunung Sunda purba. Walahualam.
Menurut Cecep, warga
setempat, puncak Curug Tilu sebenarnya di daerah Cibuluh, di mana terdapat air
terjun yang cukup tinggi. Namun, sesampai di kawasan Curug Tilu, jalannya air
mengikuti alur sungai yang ada.
“Hanya saja, menuju Kampung Cibuluh, akses jalannya berbeda dengan jalan masuk menuju kawasan wisata Curug Tilu,”jelasnya
Kepala Desa Dule
menerangkan, kawasan wisata Curug Tiu dikelola Bumdes dengan melibatkan
masyarakat bekerjasama dengan pihak Perhutani. Karenanya, dari harga tiket
masuk sebesar Rp. 7.500, dibagi-bagi Rp. 2.500 untuk asuransi kecelakaan, Rp.
1000 untuk Bumdes, kas desa sebesar Rp
500, sisanya untuk masyarakat/pengelola.
“Namun, kas desa belum
secara rutin kebagian,” tuturnya. “Kita juga memberikan kesempatan pada warga
untuk membuka lapak kopi dan makanan ringan di dalam kawasan wisata, guna
menunjang kebutuhan pengunjung. Biasanya, jika hari libur, pengunjung cukup
membludak dari mana-mana,”jelasnya.
Luas Desa Ciririp, terang
Dule, seluas 1800 Ha. Jumlah jiwa sebanyak 10.000, sedangkan jumlah pemilih 4.000 orang. Mata pencaharian
penduduk sebagian besar megelola kolam jaring apung dan mengelola perkebunan
bambu. Sedangkan Bumdes sudah lumayan berkembang, pokok usaha yaitu menjual
pakan ikan dan mengelola kawasan wi
Memang masih banyak yang
perlu dibenahi di Curug Tilu, supaya kawasan wisata ini memiliki daya tarik
tersendiri di Purwakarta, khususnya Desa Ciririp.
“Bila hal ini terwujud,
bukan saja akan meningkatkan pendapatan asli desa, tetapi juga akan lebih
mensejahterakan masyarakat,”ujarnya.
(Humas DPRD)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar