Purwakarta - Keprihatinan mendalam dirasakan Ketua DPRD Purwakarta, H Ahmad Sanusi. Betapa tidak? Sementara dewan gencar memerangi keberadaan galian C ilegal yang marak di Purwakarta, Rabu (24/6/2020) kemarin dua bocah tewas tenggelam di bekas galian C, yang terdapat di Desa Campakasari, Purwakarta, Jawa Barat.
Dua bocah malang tersebut adalah Rama bin Warsan (5) dan Opal bin Nurdin (7), keduanya warga Kp. Munjul Rt 18 Rw 5, Kelurahan Munjuljaya.
Foto pencarian korban oleh Tim SAR |
Ditemui saat menyambangi keluarga korban, Kamis (25/6/2020), Ahmad Sanusi dan Tuti Rohayani atas nama Pemkab dan DPRD Purwakarta, menyampaikan rasa duka yang mendalam dan memberikan santunan guna meringankan kedua keluarga korban.
Musibah tersebut, membuat Ahmad Sanusi kembali mengingatkan masyarakat, betapa berbahaya dampak dari adanya galian C ini. Oleh karena itu, ia meminta Pemkab Purwakarta, segera menutup galian C yang tidak berizin. Ia juga mengharapkan, Perhutani dan PTPN tidak memberikan ijin lintas bagi armada truk pengangkut tanah merah atau pasir.
Foto pencarian korban oleh Tim SAR |
"Saya selalu mengatakan, dampak dari galian C ini memang sangat berbahaya," tutur Ahmad Sanusi prihatin. "Karena itu saya menghendaki semua galian C di Purwakarta ditutup, terutama yang tidak berizin," imbuhnya.
Yang namanya galian C, kata Ahmad Sanusi, baik itu pasir atau tanah merah, pasti berdampak negatif.
"Setelah material digali dan meraup untung besar, pasti pengusahanya menghilang bak ditelan bumi. Yang tersisa adalah rusaknya alam dan lubang-lubang yang mengangah lebar. Akhirnya menimbulkan kejadian tragis seperti dialami dua bocah tersebut," tegasnya.
Foto Ketua DPRD saat sidak galian pasir di Desa Cirende, Campaka, Purwakarta beberapa waktu lalu. |
Ia menambahkan, kecuali merusak kelestarian alam dan jalan-jalan yang dilalui, lalu lalangnya truk pengangkut hasil galian C juga menimbulkan kemacetan lalu lintas dan rawan kecelakaan.
"Lebih dari itu, sangat merugikan pemerintah daerah, karena tidak ada retribusi yang bisa ditarik dari pengusaha ilegal," ucapnya.
Ia menghimbau agar masyarakat Purwakarta segera menyadari dan jangan mau dininabobokan oleh modus para pengusaha nakal.
Sementara, Tuti Rohayani mewanti-wanti agar para orang tua selalu waspada dan menjaga anak-anaknya dengan baik.
"Para orang tua, terutama yang tinggal di sekitar area penambangan ataupun bekas galian supaya waspada dan menjaga anak-anaknya dengan baik," ujar anggota Komisi III DPRD Purwakarta ini." Bagaimanapun, daerah sekitar penambangan sangat rawan bahaya," imbuhnya. (Humas DPRD)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar