Purwakarta – Komisi IV DPRD Purwakarta minta Pemerintah Kabupaten Purwakarta, khususnya Dinas Kesehatan untuk serius menangani endemis Demam Berdarah Dengue (DBD). Pasalnya, sudah ada tiga orang yang meninggal di Kecamatan Darangdan, khususnya Desa Linggamukti dan Sadarkarya.
“Jangan sampai musibah ini
berkembang menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB), bila kita lalai atau tak segera
menanganinya.”
Demikian dikatakan Zaenal
Arifin (Fraksi PKB) yang membuka rapat kerja antara Komisi IV dengan Dinas
Kesehatan, Dinas Sosial, Puskesmas Darangdan, dan Camat Darangdan, Senin
(27/01/2020). Turut mendampingi Zaenal antara lain Muksin Junaedi (Fraksi
Berani), Zusyef Gusnawan, SE (Fraksi Gerindra). Ikut menyusul Sekretaris Komisi
IV Ir. H. Arief Kurniawan Fraksi PKS), sepulang dari tugas luar.
Zusyef mengatakan, banyak
pengaduan kepada dirinya, bahwa masyarakat yang terjangkit DBD di Kecamatan
Darangdan DBD sampai akhir Januari ini terbilang tinggi. Menurutnya, para
pasien tersebar di beberapa rumah sakit seperti Bayu Asih, dan rumah sakit
swasta, bahkan ada di rumah sakit / klinik Cikalong.
“Ada seorang tenaga medis di luar tenaga medis pemerintah daerah. Walau terkesan
menolong masyarakat, alangkah baiknya leading sektor terkait, dalam hal ini Dinas Kesehatan mengecek legalitas yang
bersangkutan,” ujar Zusyef. “Dikhawatirkan, ada salah penanganan, sehingga
justru membahayakan masyarakat,” tegasnya.
Zusyef juga menegaskan,
masalah ini bukan masalah politis, tapi kebetulan saja pihaknya berdomisili di
wilayah Dapil IV. “Ini murni masalah endemis DBD di Purwakarta yang membutuhkan
perhatian kita bersama,”ujarnya.
Dalam kesempatan itu,
Muksin Junaedi menekankan, ini sebenarnya warning
bagi semua pihak yang kurang fokus menangani perkara ini. Keterbatasan dana atau personil semestinya
tidak dijadikan alasan, sehingga membuat kerja kita kurang maksimal.
" Kasus tenaga medis yang bukan dari pemerintah daerah, tak perlu terjadi, jika Dinas Kesehatan atau
Puskesmas setempat cepat tanggap menangani persoalan ini,”tegas Muksin.
Persoalan lainnya yang
paling mendasar, adalah semrawutnya atau ketidakakuratan data yang kita miliki,
sehingga kurang up to date mana warga
miskin dan mana warga yang mampu. “Ini harus segera kita benahi
bersama,”tukasnya.
Plt. Kepala Dinas
Kesehatan dr. Deni Darmawan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Camat
dan Puskesmas Darangdan, untuk melakukan pemantauan, pencegahan, dan pelayanan
secepat mungkin terhadap masyarakat yang terkena DBD. Pihaknya juga mengaku
telah memberikan satu alat fogging
baru (pengasapan) ke Puskesmas Darangdan.
“Hal yang sama juga kami berikan kepada beberapa kecamatan
lainnya,” jelas Deni. “Kami sudah
melakukan koordinasi dengan para Camat dan Puskesmas untuk membuka posko-posko
di setiap kecamatan selama 24 jam, untuk pemantauan, pencegahan serta pelayanan
cepat,”tambahnya, seraya menerangkan, penyakit demam akibat gigitan nyamuk Aedes aegypty ini selain banyak terjadi
di Kecamatan Darangdan, juga di daerah Munjul dan Sukatani.
Sementara itu, Sekdis
Dinas Sosial Neneng M menyampaikan, bahwa dalam hal ini pihaknya tidak bisa
turun tangan membantu. “Pasalnya, kami hanya memberikan bantuan logistik kepada
para korban pasca bencana alam seperti korban banjir, tanah longsor dsb.
Sedangkan, SKTM Dinas Sosial tidak berlaku lagi sejak Jampis ditiadakan,”
jelasnya.
Sementara itu Sekretaris
Komisi IV mengatakan, data valid penduduk miskin memang sangat diperlukan untuk
mengetahui secara pasti, sehingga dapat dihitung
berapa tepatnya jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk menangani setiap kasus
atau permasalahannya. “Baik itu yang menyangkut kesehatan, pendidikan, dan
kesejahteraan masyarakat umumnya,”jelasnya.
(Humas DPRD).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar