Purwakarta
– Pimpinan DPRD Purwakarta mengundang Kadis PU Binamarga dan Pengairan, Kamis
(9/4/2020), terkait ambruknya jembatan Ciherang (Bodem) di Desa Cijunti, Kecamatan
Campaka, Purwakarta (3/4/2020) lalu, dan
menewaskan seorang warga Subang.
Jembatan
yang menghubungkan antara Kecamatan Bungursari dan Kecamatan Campaka itu memang
selalu ramai dilewati masyarakat, terlebih ada pabrik di sekitarnya, yang di
tengah pandemi corona ini, tidak meliburkan karyawannya.
Hadir
dalam rapat kerja itu selain Ketua DPRD H. Ahmad Sanusi, Wakil Ketua DPRD Hj,
Neng Supartini, Wakil Ketua DPRD Warseno, SE, Ketua Komisi III Drs. Akun
Kurniadi, MM, Wakil Ketua Komisi III Asep Abdullah, Sekretaris DPRD Drs. H.
Suhandi, M.Si, juga Kadis PU Binamarga dan Pengairan Ryan Oktavia dan tiga
orang jajarannya.
Ketua
DPRD Purwakarta H. Ahmad Sanusi, mengaku prihatin atas terjadinya musibah
tersebut. Selain melakukan klarifikasi atas musibah yang terjadi, ia juga
mengharapkan kepada dinas terkait untuk segera membangun jembatan alternatif,
sehingga akses masyarakat tidak terganggu. Ia juga mempertanyakan, apakah hal
tersebut murni akibat bencana atau ada unsur
kelalaian penyedia jasa (pemborong) ?
“Di
sekitar sana memang ada pabrik yang tidak meliburkan karyawannya di tengah pandemi
corona saat ini. Dalam hitungan menit saja, sudah banyak motor yang mengantri
untuk melewati jembatan tersebut. Karena itu, sangat diperlukan sekali jembatan
alternatif pengganti sementara,”tegasnya.
Menjawab
pertanyaan tersebut, Kadis PU Binamarga dan Pengairan Ryan Oktavia menerangkan, apakah itu murni bencana atau ada unsur kelalaian dari penyedia jasa, pihaknya
masih menunggu hasil penelitian dari tim ahli (Pusat Penelitian dan Pengembangan
Jalan dan Jembatan (Pusjatan) dari Kementerian PUPR.
“Sesuai
peraturan perundang-undangan, kami sudah melaporkannya ke Pusjatan, dan sedang
menunggu penjelasan dari tim ahli. Masalahnya, tidak bisa cepat hasilnya kita
peroleh, karena kantor mereka masih tutup akibat pandemi virus
corona,”jelasnya. “Begitupun pihak berwajib juga menunggu dari penjelasan yang
sama,”ujar Ryan.
Namun
untuk mengatasi tersebut, kata Ryan, pihaknya sudah mengambil langkah-langkah
cepat sebagaimana instruksi Bupati. Alternatifnya, mungkin pihaknya akan
menyewa jembatan Balley, untuk membantu akses masyarakat yang biasa melalui
jalur tersebut. Hanya saja, menurut informasi yang diperolehnya, harga sewa
jembatan Balley itu seharga Rp. 480.000 per hari.
“Masalahnya,
berapa lama kita akan menggunakan jembatan Balley itu? Karena hal itu terkait jumlah
anggaran yang dibutuhkan. Nah, tentunya hal ini masih perlu dikonsultasikan dulu dengan Bupati dan Tim APD, terkait juga adanya kebijakan pusat penggunaan anggaran fokus penanganan wabah covid-19,“ tukasnya, seraya menambahkan, pihaknya tidak bisa memutuskan sendiri.
Dalam
kesempatan itu, Ryan juga meminta dukungan DPRD, jika ke depan pihaknya
mengajukan peningkatan anggaran tanggap darurat dan cadangan. Pasalnya, saat ini anggaran cadangan
terlalu minim, sehingga tak mampu mengcover dengan cepat, jika terjadi bencana
seperti ini. (Humas DPRD).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar