Purwakarta – Wakil Ketua Komisi 4 DPRD
Purwakarta Hj. Enah Rohanah
mempertanyakan mandegnya program ‘Kabupaten/Kota Sehat’ dan dana kematian
tahun ini kepada Bagian Kesra Setda Purwakarta.
Hal itu terungkap saat Komisi 4 mengadakan rapat kerja (raker) Bagian
Kesra, di ruang rapat Komisi 4, Kamis (17/10) yang berlangsung siang hingga
sore hari.
“Tujuan Komisi 4
mengundang Bagian Kesra hanyalah untuk mematchingkan atau menyelaraskan
program kerja menjelang pembahasan rancangan KUA PPAS yang diimulai hari Minggu
ini,” jelas Enah (Fraksi Golkar), ketika membuka raker tersebut,
didampingi anggotanya Ujang Rosadi (Fraksi PDIP). “Maklum, sebagian besar
anggota Komisi 4 lainnya tengah mengikuti kegiatan orientasi,” tambahnya.
Kabag Kesra AM Sundari
yang didampingi Kasubag K3B Nengtin Atikah, Kasubag SPKO Ati Rahmawati
menjelaskan, ada dua kabupaten/kota di Jawa Barat yang tahun ini tidak
melaksanakan program ‘Kabupaten/Kota Sehat’, yakni Purwakarta dan Majalengka.
“Masalahnya di Purwakarta
belum terbentuk Forum Kabupaten Sehat, sedangkan program itu bisa berjalan jika sudah ada
Forum. Sebetulnya, tahun-tahun sebelumnya kita melaksanakan, ketika Forum
diketuai oleh Putriarti Putik H, SE, yang sekarang menjadi anggota dewan,” ujarnya.
Namun, tambah Sundari,
pihaknya sudah mengusulkan kepada Bupati, untuk mengangkat seorang pensiunan
Dinas Kesehatan, sehingga tahun mendatang bisa melaksanakan program itu.
“Pasalnya, untuk seorang Ketua Forum tidak boleh berasal dari kalangan ASN,” jelasnya.
Ia menerangkan, dalam
pelaksanaan program ‘kabupaten/kota sehat’ ini, pihak Bagian Kesra hanya
memetakan masalahnya saja. “Oleh karena itu, kita menggandeng Dinas Kesehatan
untuk melaksanakan program ini,” ungkapnya.
Diterangkan pula olehnya,
program dana kematian yang dulu sempat menjadi ‘primadona’, karena sangat
membantu masyarakat yang keluarganya meninggal, tetapi kini dihapuskan. “Sejak
tahun 2014 sudah tidak ada lagi program itu, karena banyak menimbulkan polemik
di masyarakat dan juga menjadi temuan BPK, sehingga terpaksa dihapuskan,” terangnya.
Sementara, menjawab
pertanyaan Ujang Rosadi yang menyinggung
kenapa banyak proposal tidak terealisasi di Bagian Kesra, Sundari menyampaikan,
bahwa pihaknya hanya berwenang melakukan verifikasi dari proposal-proposal yang
masuk. Selanjutnya, pihaknya mengajukan kembali kepada BKAD. “Di sanalah proses
penentuan realisasinya,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang
sama, Sundari menerangkan, Kesra juga membantu biaya perawatan masyarakat tidak
mampu dan belum menjadi peserta BPJS. “Adapun rumah sakit yang direkomendari
adalah Bayu Asih, Siloam, Thamrin dan Hasan Sadikin,” ungkapnya.
Sundari secara garis besar
menuturkan, anggaran tahun 2019 di Kesra sebesar Rp. 5 M lebih untuk 22
kegiatan. Sedangkan, pada tahun 2020 mendatang Kesra mengusulkan peningkatan
sebesar Rp. 10 M untuk 32 kegiatan. (Humas
DPRD).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar