Selasa, 13 Oktober 2020

Keprofesionalan Bank Mandiri Cetak ‘Kartu Tani’ Dipertanyakan Petani Purwakarta


Purwakarta – Keprofesionalan Bank Mandiri sebagai pencetak kartu tani dipertanyakan para petani Purwakarta, dalam rapat dengar pendapat yang diselenggarakan Komisi IV DPRD Purwakarta dengan KTNA ( Kontak Tani Nelayan Andalan ) Kabupaten Purwakarta, di ruang gabungan komisi, Selasa (13/10/20).

Rapat berlangsung panas. Karena, ketika ditanya Ketua Komisi IV dan Ketua KTNA, perwakilan Bank Mandiri Purwakarta, tidak mampu memberikan penjelasan yang diharapkan. Maklum, sesungguhnya pencetak kartu tani adalah Bank Mandiri Cabang Karawang.

Sebagaimana diketahui, kartu tani telah digulirkan pemerintah sejak tahun 2017, diharapkan membawa dampak positif. Tidak saja bagi para  petani, tetapi juga bagi pemerintah dan pihak terkait lainnya. Dengan kartu tani, para petani dapat menggunakan untuk membeli pupuk bersubsidi, sehingga penyaluran pupuk bersubsidi menjadi tepat sasaran.

Ironisnya, kartu tani ini justru dipersoalkan para petani, karena dianggap sebagai penghambat mereka bercocok tanam, terlebih sudah empat bulan ini terjadi kelangkaan pupuk di Purwakarta.

“Gara-gara kelambatan penerbitan kartu tani, membuat para petani menjerit. Jadi, keharusan memiliki kartu tani sebaiknya dihapuskan,” ujar Ketua KTNA Purwakarta H.Ujang Alim SA, S.Hut, dengan nada kesal. ”Kami minta bantuan dewan, untuk mencarikan solusi, agar petani bisa membeli pupuk bersubsidi,” lanjutnya.

Ditemui seusai audiensi, Ketua Komisi IV DPRD Purwakarta, Said Ali Azmi, menerangkan, di setiap daerah, bank yang ditunjuk sebagai penyedia (pencetak) kartu tani berbeda-beda. Hanya saja, di Purwakarta, bank yang ditunjuk pemerintah adalah Bank Mandiri.

“Oleh karena itu, sebagai wakil rakyat kami mendesak, Bank Mandiri harus segera menyelesaikan penerbitan kartu tani ini. Pasalnya, para petani kita sudah menjerit, karena tak bisa membeli pupuk bersubsidi tanpa memiliki kartu tersebut. Terlebih, sudah empat bulan ini juga terjadi kelangkaan pupuk,” tegas Jimi, panggilan akrab Ketua Komisi IV.

Rapat dengar pendapat tersebut, dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Hj. Neng Supartini, S.Ag, diikuti Ketua Komisi IV Said Ali Azmi (Fraksi Gerindra) dan anggotanya Zaenal Arifin (Fraksi PKB), Sekretaris DPRD Drs. H Suhandi, M.Si, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Agus Suherlan dan jajaran, perwakilan Bank Mandiri Cabang Purwakarta, perwakilan Pupuk Kujang, serta diikuti Ketua KTNA Purwakarta H.Ujang Alim SA, S.Hut dan segenap pengurus KTNA se-Kabupaten Purwakarta.

Pada kesempatan itu, Neng Supartini mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi dan membanggakan para petani, terlebih dirinya lahir dari keluarga petani. Lebih dari itu, lanjut anggota Fraksi PKB ini, Bank Mandiri harus memiliki solusi cerdas untuk mengatasi persoalan ini.

“ Bagaimanapun, para petani harus mendapat perhatian di negara kita, karena petani menjadi modal dasar kemerdekaan Indonesia,” tegasnya, seraya menyayangkan, bila kejadian ini tak segera mendapat penyelesaian, akan menghalangi generasi muda terjun ke dunia pertanian.  

Sementara itu, Zaenal Arifin mengatakan, urusan petani ini menyangkut hajat hidup orang banyak, sehingga harus dapat dicarikan jalan keluar secepatnya. Ia juga sempat mempersoalkan sekitar 1000 kartu tani yang sudah diterbitkan, tapi dimusnahkan oleh Bank Mandiri, sebelum dipergunakan.

Neng Supartini akhirnya menutup rapat, tanpa hasil yang memuaskan para petani. Ia akan mengundang Bank Mandiri Cabang Karawang, yang ternyata sebagai pembuat kartu tani tersebut.  (Humas DPRD)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banggar DPRD Mengadakan Rapat Pembahasan Anggaran TA 2025 dengan Setwan Purwakarta

  Dari Kiri; Wakil Ketua DPRD H. Entis Sutisna, Wakil Ketua DPRD Dias Rukmana Praja, Wakil Ketua DPRD Luthfi Bamala, Ketua Fraksi Nasdem Elt...