Kamis, 02 April 2020

Sri Puji Utami : Dirut RSBA Diminta Klarifikasi Ulang




Purwakarta – Wakil Ketua DPRD Purwakarta Sri Puji Utami, meminta Dirut RSBA (Rumah Sakit Bayu Asih) dr. Agung Darwis, agar segera memberikan klarifikasi ulang, terkait seorang warga Desa Ciwareng yang meninggalnya diduga karena virus corona beberapa hari lalu.  Pasalnya, akibat dari peristiwa itu, menimbulkan dampak psikologis yang sangat besar bagi keluarga korban khususnya, dan masyarakat Desa Ciwareng pada umumnya.

Sebagaimana diberitakan oleh media dan sempat menjadi viral di Purwakarta, Senin (30/3/2020) lalu, seorang warga Perumahan Griya Mukti, Desa Ciwareng, Kecamatan Babakancikao meninggal dunia. Ia meninggal, setelah sempat sejam diisiolasi di RSBA, dan diduga terpapar corona. 

Menurut Dirut RSBA Agung Darwis, tim medis belum menyimpulkan apakah pasien ini positif corona atau tidak.  Pasien dimasukkan ruang isolasi, hanya semata untuk pengamanan dan menghindari risiko. Sehingga, saat pemakaman, pihak RSBA juga memperlakukan almarhum sesuai SOP dalam penanganan corona. 

“Saya tidak menyalahkan Dirut Bayu Asih, karena memang sudah ditetapkan seperti itu SOP penanganan jenazah, orang yang diduga meninggal akibat virus corona,” ujar Sri Puji Utami. “Namun, atas permintaan keluarga korban dan warga, Dirut Bayu Asih sebagai sumber pertama, selayaknya  segera memberikan klarifikasi ulang, untuk meluruskan berita yang sempat viral ini,” tegas anggota Fraksi Gerindra ini,  di ruang kerjanya, Kamis (2/4/2020).

Menurut Puji, klarifikasi ulang ini sangat penting, untuk memberi ketenangan dan kenyamanan bagi keluarga korban dan masyarakat Desa Ciwareng pada umumnya. Pasalnya,  setelah dilakukan Rapid Test, enam orang keluarga korban tidak terindikasi virus corona alias negatif. 

Puji mengaku mendapat informasi tersebut dari Lukman, selaku Kepala Dusun I, yang membawahi RW, di wilayah lokasi rumah korban. Ia melanjutkan, hal ini perlu segera diluruskan, karena kalau tidak, dampak psikologis akan terus dirasakan, terutama oleh keluarga korban.

“Sesuai penuturan Lukman, keluarga korban sampai sekarang merasa dikucilkan oleh masyarakat sekitarnya. Pasalnya, akibat berita itu, membuat keluarga korban seakan-akan juga terpapar virus corona. Padahal, setelah menjalani Rapid Test, enam orang keluarga korban, menunjukkan negatif  semua,” urai Puji. 

Pada kesempatan yang sama Puji mengharapkan, pemerintah daerah segera merelokasi anggaran. Terutama belanja fisik yang tidak prioritas, untuk segera dilalihkan menjadi belanja medis guna mendukung kinerja tim medis dan paramedis.

“Kebutuhan tim medis dan paramedis seperti APD dan alat penunjang lainnya, saat ini jauh lebih diperlukan guna penanganan covid-19 ini,” tegasnya.

Atas nama DPRD Purwakarta, Puji juga memberikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya, terhadap tim medis dan paramedis yang menjadi garda terdepan dalam penanganan virus corona.

Menghadapi kondisi saat ini, ia juga mengharapkan masyarakat Purwakarta tidak perlu panik, tetapi tetap selalu mengikuti himbauan dan arahan pemerintah atau pihak berwenang. 

“Kalau tidak ada urgen sekali, sebaiknya masyarakat tetap belajar dan beraktfitas dari rumah. Selalu menjaga jarak atau menghindari kerumunan, membiasakan menjaga kebersihan dengan sering mencuci tangan. Dan yang lebih penting, harus selalu optimis dan yakin bahwa musibah ini pasti akan segera berlalu,” tegasnya. 

Sementara itu, informasi yang berhasil dihimpun media ini, menyebutkan bahwa korban sebenarnya adalah tamu (pendatang) dari Jakarta, di mana putranya tinggal di Perumahan Griya Mukti. Almarhum semasa hidupnya, memang dalam keadaan sakit paru-paru ketika bertamu. Bahkan, sempat muntah darah, sewaktu dibawa ke RSBA. (Humas DPRD)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banggar DPRD Mengadakan Rapat Pembahasan Anggaran TA 2025 dengan Setwan Purwakarta

  Dari Kiri; Wakil Ketua DPRD H. Entis Sutisna, Wakil Ketua DPRD Dias Rukmana Praja, Wakil Ketua DPRD Luthfi Bamala, Ketua Fraksi Nasdem Elt...